Analisa
laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan
masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda, dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing, dan bidang akuntansi
lainnya.
Akuntansi internasional meliputi
dua aspek bahasan utama, yaitu deskripsi, pembandingan akuntansi, dan dimensi
akuntansi atas transaksi internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi
internasional membahas gambaran standar akuntansi dan praktik akuntansi pada
berbagai negara serta membandingkan standar dan praktik tersebut pada
masing-masing negara yang dibahas. Selain itu, aspek akuntansi internasional
juga membahas mengenai pelaporan keuangan, valuta asing, perpajakan, audit
internasional, serta manajemen untuk bisnis internasional.
Analisa
laporan keuangan sebenarnya banyak salah satunya menggunakan analisa rasio
keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana. Analisa
rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan
dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data
laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan
finansial perusahaan dari tahun ketahun.
Jenis-jenis
analisa rasio keuangan adalah :
a.
Rasio Likuiditas
Rasio
ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang
digunakan, yaitu :
·
Current Ratio
·
Acid Test Ratio
·
Cash Position Ratio
b.
Rasio Solvabilitas
Rasio
ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4
(empat) rasio solvabilitas yang digunakan. yaitu :
·
Total Debt To Equity Ratio
·
Total Debt To Total Assets Ratio
·
Long Term Debt To Equity
·
Long Term Debt To Total Assets
c
. Rasio Profitabilitas
Rasio
ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu
:
·
Return On Equity (ROE)
·
Return On Assets (ROA)
·
Net Profit Margin
·
Gross Profit Margin
Tujuan
analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini
dan masa lalu dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Terdapat
dua alat penting dalam melakukan analisis keuangan :
a. Analisis
Rasio
Analisis
ini mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain
dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau
dengan periode fiscal yang lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa
acuan yang baku.
b. Analisis
Arus Kas
Analisis
ini berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas
masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktifitas operasi,
investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan
pendanaan non kas secara periodic. Misalkan, apakah perusahaan telah menghasilkan
arus kas yang positif dari operasinya.
Strategi Pengambilan Keputusan
Berdasarkan penelitian Akuntasi Internasional Amerika
Serikat tentang proyek penghasilan financial berfokuskan pada bentuk dan isi.
Klasifikasi dan agregasi serta spesifikasi hal-hal tertentu serta laporan
keuangan atau anggaran biaya tahunan. Laporan keuangan didasarkan pada jumlah
ukuran pendapatan serta perlu adanya pemahaman terhadap kunci ukuran finansial
dan rasio yang berasal dari laporan keuangan.
Perbedaan
Utama Dalam Prinsip Akuntansi di Seluruh Dunia
Adanya perbedaan akuntansi di seluruh dunia sudah
tidak diragukan lagi cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis
keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.
Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran
kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di
dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan
Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansu yang digunakan bisa
berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di
Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomi, dimana di negara
lain seperti Prancis, Jerman, Swiss dan Jepang, peraturan perpajakan secara
umum mendorong metode yang lebih cepat.
Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada
prinsip "lower of cost and market" tetapi dengan beberapa variasi
dalam penaksiran arti dari pasar, itu adalah, "net realizable value"
atau biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak
(sebagai contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni
Eropa). Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode
"percentage-of-completion". Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih
konservatif digunakan di Swiss, Cina dan Jerman.
Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and
Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo-Amerika
dan Jerman. Meskipun I Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi
secara umum. Pendekatan yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke
arah kapitalisasi biaya peminjaman dari aset.
Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan
secara umum atas basis yang bertambah/ atau proyeks keuntungan yang akan
dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan
metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari
perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh
peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.
Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia
bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode
"pooling-of-interest" atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan
persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode
pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina dan Jepang metode
amortisasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana mertode
amortisasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.
Berkaitan dengan goodwill, hal-hal lain seperti merk,
hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di Swiss,
tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes kelayakan.
Akhirnya, hal-hal yang berkaitan dengan translasi mata
uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran untuk
memilih antara average atau closing rate. Disini, spertinya ada beberapa
fleksibilitas secara umu, dengan kurs aktual ataupun kurs rata-rata.
Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap
perbedaan prinsip pengukurann dan praktiknya secara internasional, kurang lebih
yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansu atas
pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada
berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain
agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Pertanyaan
pentingnya adalah apakah perbedaan akuntasnsi secara sistematis berdampak
terhadap pengukuran pendapatan, dengan kata lain, apakah perbedaan ini sangat
berarti?
Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas
mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada bukti
kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara
Uni Eropa, dan Jepang.